Prima Bali

Pura Meduwe Karang: Warisan Budaya Bali Utara

Pura Meduwe Karang: Warisan Budaya Bali Utara

Pura Meduwe Karang
Foto: Pura Meduwe Karang (maps.google.com)

Memang sudah bukan rahasia lagi bahwa Pulau Bali merupakan gudang berbagai arsitektur Pura yang khas dan penuh dengan berbagai ornamen yang artistik.

Sebagai pulau dengan mayoritas masyarakat beragama Hindu, tak heran keberadaan pura menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan ritual Masyarakat Bali.

Selain sebagai tempat ibadah, banyak pura di Bali yang menjadi destinasi wisata populer di kalangan wisatawan lokal maupun asing, salah satunya adalah Pura Meduwe Karang yang terkenal akan patung-patungnya dan gaya dekorasi bunga-bunga yang menjadi ciri khas Bali utara.

Sejarah Pura Meduwe Karang

Nama Pura Meduwe Karang berasal dari dua kata, yakni “meduwe” dan “karang”. Kata “meduwe” memiliki arti “memiliki” (terbentuk dari kata “duwe” yang berarti “punya” dengan tambahan awalan “me”), sedangkan “karang” bermakna “tegalan” atau tanah yang digarap untuk keperluan pertanian.

Jadi, Pura Meduwe Karang dapat diartikan sebagai tempat ibadah yang berhubungan erat dengan orang-orang yang memiliki tanah atau tegalan. Sesuai dengan namanya, pura ini memiliki keterkaitan dengan mereka yang terlibat dalam pengolahan tanah, seperti lahan kering (tegalan) dan kebun (abian).

Fungsi utama dari Pura Maduwe Karang adalah sebagai sarana pemujaan bagi mereka yang terlibat dalam aktivitas pertanian, terutama bagi mereka yang mengelola tanah tegalan dan perkebunan.

Berdirinya Pura Meduwe Karang bermula dari kepindahan warga Desa Bulian yang hendak mencari lahan baru karena peningkatan kepadatan penduduk.

Mereka merasa perlunya memiliki tempat ibadah seperti yang ada di desa asal mereka, Pura Delod Guyub. Proses pendirian pura baru ini diinisiasi pada tahun 1890 oleh para pendiri, yaitu undagi Nyoman Ragia dan Wayan Jenang, dengan dukungan beberapa tukang, antara lain Tantra, Made Jiwa, dan Wayan Tebus.

Kondisi alam yang sulit dan jarak yang relatif jauh menjadi faktor utama dalam keputusan mereka untuk mendirikan Pura Meduwe Karang sebagai pusat pemujaan baru.

Pura Meduwe Karang memiliki areal seluas 6000 M² atau 60 Are dengan perhitungan panjang 120 M dan lebar 50 M.

Terletak di Desa Kubutambahan Kecamatan pura ini terbilang memiliki lokasi yang cukup strategis, di samping dekat dengan laut, berada lebih tinggi dari jalan raya dan memiliki ketinggian sekitar 4 meter dari permukaan laut, serta posisinya yang menghadap ke barat.

Baca juga Pura Ulun Danu Bedugul Bali, Menelusuri Wisata Religi Bali

Fakta Menarik Pura Meduwe Karang

Pura Meduwe Karang
Foto: Pura Meduwe Karang (maps.google.com)

Salah satu fakta menarik tentang Pura Meduwe Karang adalah pura ini termasuk kedalam daftar Pura  di Bali yang secara luas dikenal wisatawan mancanegara sebelum Perang Dunia Kedua. Pada masa itu, wisatawan asing datang ke Bali melalui pelabuhan Buleleng.

Selama menunggu sarana transportasi umum, para wisatawan menghabiskan waktu dengan mengunjungi lingkungan Pura Maduwe Karang di Desa Kubutambahan. Area Pura ini terbagi menjadi tiga tingkatan, yakni Jaba Pura yang terletak di luar wilayah pura atau Jabaan, Jaba Tengah, dan Jeroan, yang merupakan bagian paling dalam dan dianggap paling suci.

Ada dua tangga batu yang berkelok menuju Jaba Pura, dengan depannya dihiasi oleh tiga puluh empat patung batu padas. Patung-patung ini menggambarkan tokoh-tokoh dan adegan-adegan epik dari kisah Ramayana.

Salah satu elemen terkenal di daerah ini adalah representasi orang-orang Barat yang menaiki sepeda di sekitar area tempat ibadah utama. Lukisan ini menggambarkan seniman Belanda W.O.J. Nieuwenkamp yang menjelajahi Bali dengan sepedanya pada tahun 1904.

Lukisan tersebut hanyalah salah satu contoh dari berbagai gambar orang Barat yang terdapat di berbagai pura Bali. Beberapa relief di pura-pura di Bali Utara memang mencerminkan pengaruh dari luar negeri, karena wilayah tersebut menjadi gerbang masuk ke pulau Bali pada awal abad ke-20.

Sayangnya, penggambaran seorang pria menggunakan sepeda sudah tidak sesuai dengan kondisi awalnya. Perbedaan ini berasal dari proses perbaikan pura setelah mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi pada tahun 1917.

Dalam upaya pemulihan, penambahan hiasan ukiran bunga lebih banyak dilakukan daripada relief asli.

Pura Meduwe Karang telah dicatat sebagai situs cagar budaya. Secara keseluruhan, kondisi pura ini terjaga dengan baik, namun fluktuasi cuaca alam di Buleleng yang relatif tidak menentu menyebabkan saat ini relief-relief tampak tertutup oleh lumut.

Beberapa relief dan patung juga mengalami tanda-tanda keausan. Untuk merawat dan menjaga Situs Meduwe Karang, seorang jupel (juru pelihara situs) telah diangkat. Namun, sejak tahun 2010 setelah jupel tersebut meninggal, belum ada pengganti yang definitif sebagai Jupel Pura Meduwe Karang.

Jika kamu berminat untuk mengunjungi pura ini, kamu bisa datang di hari Senin – Minggu mulai pukul 08.00-17.00.

Review Pura Meduwe Karang

Masih ragu untuk mengunjungi pura yang satu ini? Yuk, intip review dari para wisatawan yang pernah berkunjung ke sana.

1.   Laurent R  ★★★☆☆

Pura yang sepi ini terletak 7 km dari kota Singaraja. Pura ini memiliki ukuran yang relatif kecil namun punya banyak ukiran-ukiran terutama ukiran pria bersepeda yang cukup terkenal. Tidak ada biaya untuk tiket masuk namun wisatawan akan dimintai donasi untuk menyewa sarung sebelum memasuki pura dengan harga Rp5000 IDR.

2.   Anonym ★★★★★

Saya merekomendasi untuk wisatawan supaya datang ke salah satu pura di buleleng yang memiliki sejarah yang cukup unik. Anda akan mengetahuinya setelah datang ke pura ini

3.   Shinlie ★★★★☆

Salah satu pura yang memiliki arsitektur bangunan yang bagus dan ukiran yang unik, sehingga pura ini menjadi sangat bagus dan indah.

4.   HennyPenny992★★★★☆

Untuk orang-orang yang lebih suka tempat sunyi dan kuil kecil ini adalah salah satu tempat-tempat terbaik untuk dikunjungi. Kuil ini memiliki ukiran yang menarik dan saya pikir salah satu yang paling terkenal adalah sepeda.

Pura Meduwe Karang tidak hanya sekedar tempat ibadah bagi umat Hindu, tetapi juga menyimpan jejak sejarah yang mengagumkan. Relief dan patung-patung kuno yang menghiasi pura ini menceritakan kisah-kisah legendaris dan mitologi Hindu.

Mereka adalah saksi bisu dari perjalanan panjang agama dan budaya di Pulau Bali. Dengan keindahan arsitektur, seni, dan nilai-nilai spiritual yang dimilikinya, pura ini membawa pengunjung pada perjalanan yang mendalam untuk menelisik kekayaan warisan Bali.

Itu dia Informasi menarik seputar Pura Meduwe Karang. Tertarik untuk mengunjungi pura yang memiliki banyak relief unik yang satu ini? Segera hubungi Prima Bali Tour Services untuk mendapat insight dan informasi lebih banyak.