Tirta yatra ialah satu niat yang ikhlas berkunjung beberapa tempat suci untuk Umat Hindu untuk merajut ikatan religius dengan realisasi Tuhan Yang Maha Esa dalam bentuk Ida Bhatara atau Dewa-Dewi yang disucikan. Bali yang dipanggil Pulau Seribu Pura, ialah satu keunikan yang dipunyai oleh Bali sampai terkenal ke luar negeri. Dengan sebagian besar Umat Hindu secara umum. Bali mempunyai tradisi kebudayaan tertentu. Di mana Umat Hindu di Bali banyak memiliki hari raya sebagai bentuk sukur ke Tuhan Yang Maha Esa, dalam realisasinya sebagai Ida Bethara atau Dewa-Dewi yang di simbolkan dalam bentuk pelinggih, di berpura-pura yang berada di Bali secara umum. Odalan ialah panggilan perayaan setiap pura yang berada di Bali untuk Umat Hindu. Berpura-pura yang berada di Bali mempunyai peran peranan religius tertentu dalam bentuk realisasi Tuhan Yang Maha Esa, sama seperti yang disebut awalnya. Jatuhnya tanggal Odalan setiap pura yang ada dibali berbeda, sesuaikan dengan riwayat yang berada di pura itu dan penanggalan traditional sama sesuai tradisi bali yang berjalan.
Dari jumlahnya Pura yang ada, ada berpura-pura yang populer dan mempunyai aura religius yang besar di mana sebagai realisasi Tuhan Yang Maha Esa dalam bentuk Ida Bhatara atau Dewa-dewi yang melinggih atau disucikan di Pura itu, terasa sangat hubungan ikatan religius di antara umat dengan Tuhan Yang Maha Esa dalam realisasi bentuknya itu. Dengan begitu seiring waktu berjalan dari angkatan ke angkatan dan ada peralihan jaman ke zaman kekinian, membuat jumlahnya warga melakukan tirta yatra dengan keringanan mobilisasi yang paling menolong diera saat ini, buat untuk memperkuat ikatan religius di antara Umat Hindu dengan Ida Bhatara atau Dewa Dewi sebagai bentuk realisasi dari Tuhan Yang Maha Esa.
Hal itu jadi peristiwa, ketika ada odalan atau hari raya besar seperti Galungan dan Kuningan untuk Umat Hindu yang populer, jadikan banyakmya umat melakukan Tirta yatra ke Berpura-pura yang berada di bali atau luar Bali di saat perayaan odalan yang ada pada Berpura-pura yang rayakan odalan. Peristiwa ini, membuat rasa jika sebagai Umat Hindu penting rasanya untuk melakukan tirta yatra. Hal ini kadang jadi pemicu, saat penerapan tirtayatra tanpa support financial yang cukup, bisa membuat umat mengeluhkan di akhir akan penerapan tirtayatra yang dikerjakan, dan berpengaruh ada muncul satu penyesalan pada diri yang susah untuk diutarakan secara riil.
Mengapa begitu ? Dengan zaman kekinian saat ini, rasa gengsi banyak dipunyai oleh Umat Hindu yang akan ingin melakukan tirtayatra. Saat rekan atau sanak saudara lain melakukan tirtayatra, kadang tirtayatra jadi bahan topik untuk sama-sama menunjukkan capaian tirtayatra tujuan. Ini memunculkan ada rasa kompetisi yang lemahkan pemahaman dan arah dari ada tirtayatra itu. Dalam tiap tuntunan agama yang ada, tentunya mengajari umatnya supaya melakukan beribadah dengan ikhlas tanpa rasa pamrih dan murni sebagai bentuk sukur atas anugerah yang sudah diberi oleh Tuhan Yang Maha Esa sesuai kekuatan dan ketulusan hati yang dipunyai. Oleh karenanya Umat Hindu harus benar-benar pahami apa arti dan arah dari ada penerapan tirtayatra. Hingga, bisa terikat keserasian dalam kehidupan beragama umat antara umat, dan umat antara Tuhan Yang Maha Esa pada terutamanya Untuk Umat Hindu Sedharma.